Kamis, 07 Januari 2010

Pendidikan Anak Usia Dini


Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:

  • Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.
  • Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.

Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.

Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini

  • Infant (0-1 tahun)
  • Toddler (2-3 tahun)
  • Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun)
  • Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun)


E-mail



Guna meningkatkan kemampuan akademis, seringkali siswa mencari alternatif kegiatan belajar tambahan di luar sekolah. Selain dalam bentuk les privat dan bimbingan belajar, salah satu bentuk pembelajaran yang baik adalah dengan kelompok belajar bidang studi.

Tak hanya sebagai wadah bagi siswa yang kurang mengerti pelajaran yang disampaikan guru di kelas, klub bidang studi tak jarang sebagai sarana penampung minat siswa yang menggemari pelajaran tertentu. Sehingga siswa penikmat mata pelajaran Fisika, Kimia ataupun Bahasa Inggris dapat berperestasi di bidangnya.


Sayangnya, pengadaan kelompok-kelompok belajar di sekolah amatlah minim. Sebut saja SMA Negeri 2 Medan yang tidak memiliki kelompok belajar di sekolahnya. Ayrinna siswi kelas tiga dari sekolah tersebut mengakuinya. "Di sini nggak ada klub mata pelajaran, yang ada kegiatan pengembangan diri seperti PMR dan Paskibra," ujarnya

Ada juga sekolah yang dulunya menerapkan, tetapi kini tidak lagi. Seperti yang terjadi pada SMA Methodist-1 Medan. Diakui Drs Bastian Manurung selaku PKS 3 SMA Methodist 1 Jalan Hang Tuah Medan, dulunya sempat ada klub bidang studi, tetapi melihat belum maksimalnya minat para siswa, klub bidang studi ditiadakan. Penggantinya, dibuatlah kelas olympiade bertujuan untuk mempersiapkan siswa-siswi pilihan menghadapi olympiade Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi.

Menampung Siswa

Di beberapa sekolah, Global menemukan ada sekolah yang mempunyai klub bidang studi, tapi hanya pada bidang-bidang studi tertentu saja. Seperti klub Bahasa Inggris yang ada di SMA Harapan 1 Jalan Imam Bonjol Medan. Irmansyah selaku Koordinator English Club SMA Harapan-1 mengatakan, tujuan diadakannya klub ini adalah untuk memotivasi siswa agar bergairah belajar di kelas selain tentunya menampung minat siswa-siswi yang doyan bahasa negeri Paman Sam tersebut.

Meski jalannya English Club di ruang kelas bukan berarti prosesnya sama seperti jam belajar di kelas. Di sini siswa diajak lebih kreatif dengan memberikan permainan-permainan menarik, teknik berpidato, perlombaan Bahasa Inggris, News Casting dan sebulan sekali mengundang native speaker dari Case (Cambridge School of English) di Jalan S Parman. "Di situ murid-murid berdialog dan melakukan permainan dengan native speaker sehingga kemampuan Bahasa Inggris mereka benar-benar terasah," kata Irmansyah.

Ternyata siswa yang mengikuti English Club tak hanya menjuarai perlombaan Bahasa Inggris, tetapi juga memiliki kelebihan dibanding teman-teman lain yang tidak mengikuti English Club. Saat pelajaran Bahasa Inggris, siswa yang terdaftar sebagai anggota klub lebih aktif dan cepat memahami pelajaran.

Sekarang jumlah anggota klup studinya mencapai 70-an siswa kelas satu dan dua. Untuk siswa kelas tiga sudah dibebaskan dari keanggotaan klub dan lebih difokuskan untuk belajar jelang Ujian Nasional.

Laili Isrami, siswi kelas satu SMA Harapan 1 Medan mengatakan, tujuannya masuk English Club adalah untuk lebih berani lagi menggunakan Bahasa Inggris dan menambah pengetahuan tentang kosakata. Daman siswa kelas dua pun mengatakan hal yang sama. "Klub ini menambah wawasan selain sudah terkadung cinta dengan bahasa Inggris," katanya.

Meski prosesnya di ruang kelas, kedua murid tersebut mengakui dalam praktiknya amatlah berbeda dengan suasana pelajaran Bahasa Inggris sewaktu belajar rutin. "Di klub, lebih santai dan materinya juga menarik," kata Daman.

Apa tidak tertarik membuat klub untuk mata pelajaran lain? Untuk pelajaran lain, Laili memilih memanggil guru privat di rumah. Padahal sekolah menyediakan fasilitas les tambahan untuk siswa yang merasa lemah di bidang studi Matematika, Fisika dan Kimia.

Kelompok Belajar Sendiri


Sedikit berbeda di SMA Methodist 7 Jalan Madong Lubis Medan, meski sekolah tidak mempunyai klub bidang studi, namun sebagian siswanya membetuk kelompok belajar sendiri. Ini dikatakan Sondang, siswi kelas tiga SMA tersebut. Dulunya saat duduk di bangku kelas satu dan dua SMA ia mengaku membuat kelompok belajar bersama temannya.

Caranya? Secara bergantian sekitar delapan orang berkumpul di rumah salah seorang teman yang ditunjuk untuk belajar bersama. Dalam satu kelompok ada teman yang pintar di pelajaran tertentu itulah yang akan mengajari. Bahkan tak jarang mereka meminta kesediaan kakak kelas ataupun guru bidang studi untuk mengajari pelajaran yang dirasa masih kurang dipahami. Diakui Sondang, kegiatan seperti ini sangat membantu. Tetapi sayangnya kesadaran dari siswa pribadi membentuk kelompok belajar masih kurang karena hanya beberapa saja yang menerapkan aktivitas positif layaknya kelompok belajar.

Menurut Pimpinan Perguruan Methodist-7 Medan, Dra Catharine M Sitorus MPd, dibentuknya kelompok belajar atas dasar kebutuhan murid, guru dan sekolah sendiri. Jika murid kelas satu dan dua membentuk kelompok belajarnya sendiri, secara khusus sekolah membentuk kelompok belajar untuk siswa kelas tiga guna menghadapi Ujian Nasional dan SPMB mengingat standar kelulusan Ujian Nasional yang kian tinggi yakni 5,5. Mata pelajaran yang dibahas adalah mata pelajaran yang turut dalam Ujian Nasional. Proses belajar mengajar sedikit berbeda, karena murid satu kelas dibagi menjadi dua, belajar lebih efektif. Sabtu menjadi hari bagi siswa kelas tiga memulai kelompok belajarnya.

Mengimbau

"Pengadaan klub bidang studi ataupun kelompok belajar sebaiknya dimulai sejak dini, jangan hanya kelas satu, kelas dua ataupun kelas tiga saja," kata Kepala Dinas Pendidikan Medan Hasan Basri kepada Global.
Klub bidang studi dikatakannya penting dibuat karena dalam belajar perlu ada semacam budaya kebersamaan sehingga mempermudah mendalami materi. Meski demikian, tidak perlu semua bidang studi dijadikan klub, tergantung mata pelajarannya. "Biasanya yang bersifat analisis ataupun eksakta seperti Matematika, Fisika, Bahasa," tambahnya.

Selaku pejabat yang mengurus masalah pendidikan, Hasan mengaku hanya bisa mengimbau kepada sekolah-sekolah untuk membuat klub bidang studi yang berguna selain untuk menampung minat siswa terhadap mata pelajaran, juga berguna untuk mempersiapkan siswa akan Ujian Nasional.

Sedang untuk siswa yang kurang berminat dalam pelajaran ada wadah lain untuk menyalurkan bakatnya. Disitulah pentingnya pengembangan diri yang dilakukan setiap Sabtu seperti olahraga misalnya. "Tidak bisa semua siswa dipaksakan mengikuti klub bidang studi," katanya.

Dikatakan Hasan, oleh karenanya betapa penting peranan sekolah memfasilitasi siswa. Tapi kesemuanya ini dikembalikan lagi kepada manajemen sekolah, karena tiap sekolah mempunyai pengelolaan dan penekanan yang berbeda. "Sekolah yang tidak menyadari ataupun yang tidak ambil peduli tentunya akan ketinggalan," tutupnya.

Meliputi Program : Kelompok Bermain, Tempat Penitipan Anak, Kelompok Bermain yang terintegrasi dengan POSYANDU dan Satuan PAUD Sejenis.

ARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI - UNJ :

Contoh kurikulum di

Taman Tumbuh Kembang Anak CERIA

Laboratorium PAUD UNJ

KELOMPOK BERMAIN CERIA TAHUN AJARAN 2005 – 2006

Disusun Oleh :

Tim Kurikulum

Taman Tumbuh Kembang Anak CERIA

Laboratorium PAUD UNJ

2005

Membangun dan menghasilkan generasi yang tangguh secara fisik dan psikis yang memiliki kecerdasan sesuai dengan potensinya.

Ÿ Mengembangkan seluruh potensi anak secara optimal.

Ÿ Memberikan layanan pengasuhan, perawatan dan pendidikan yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik perkembangan anak.

Ÿ Memberikan stimulasi dan intervensi pendidikan dengan mendeteksi perkembangan anak normal dan berkebutuhan khusus secara optimal.

PROGRAM KEGIATAN BELAJAR

KELOMPOK BERMAIN CERIA

Program yang diterapkan di Kelompok Bermain CERIA mengacu pada Kurikulum KBK 2004 Departemen Pendidikan Nasional, yang dimodifikasi oleh para pakar dari Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini FIP UNJ sesuai dengan perkembangan anak (Developmentally Appropriate Practice = DAP) serta berbasis pada Kecerdasan Jamak (Muiltiple Intelligent).

Program Kegiatan Belajar KB CERIA meliputi dua program yaitu Program Kegiatan Kurikuler dan Program Kegiatan Ekstra Kurikuler. Kedua Program ini dalam pelaksanaan pembelajarannya diaplikasikan dengan model pembelajaran Sentra Bermain Aktif yang berisi berbagai variasi kegiatan Bermain Seraya Belajar yang merupakan ciri dari Kelas Berpusat Pada Anak (Child Oriented).

Ruang lingkup kedua Program Kegiatan diuraikan berikut ini :

I. Program Kegiatan Kurikuler

Program Kegiatan Kurikuler adalah program yang disusun berdasarakan Kurikulum Diknas / Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan disesuaikan dengan ciri khas KB Ceria. Program ini terdiri dari 6 aspek pengembangan, yaitu:

1. Pengembangan Moral dan Nilai Agama

Meliputi pembiasaan Perilaku positif, penanaman Kemandirian dan Disiplin serta pembinaan Keimanan dan Ketaqwaan (IMTAQ).

Pengembangan ini mengarah pada pencapaian Kecerdasan Spiritual.

2. Pengembangan Sosio Emosional

Meliputi pengembangan Perasaan dan Emosi serta pengembangan Kemampuan Sosial / Sosialisasi untuk peningkatan kepekaan terhadap kehidupan bermasyarakat.

Pengembangan ini mengarah pada pencapaian Kecerdasan Intrapersonal, Kecerdasan Interpersonal dan Naturalistik.

3. Pengembangan Bahasa

Meliputi pengembangan Bahasa agar anak mampu berkomunikasi secara aktif dan pasif dengan lingkungan.

Pengembangan Bahasa mengarah pada pencapaian Kecerdasan Linguistik.

4. Pengembangan Kognitif

Meliputi pengembangan Matematika Permulaan dan Sains Permulaan.

Pengembangan ini mengarah pada pencapaian Kecerdasan Logika Matematika dan Kecerdasan Visual Spatial.

5. Pengembangan Seni

Meliputi pengembangan Seni Musik dan Seni Tari sederhana serta keterampilan membuat karya kreatif (kerajinan tangan).

Pengembangan Seni mengarah pada pencapaian Kecerdasan Musikal dan Visual Spatial.

6. Pengembangan Fisik

Meliputi pengembangan Motorik Halus (fine motor) dan Motorik Kasar (gross motor) untuk pertumbuhan dan kesehatan anak.

Pengembangan Fisik mengarah pada pencapaian Kecerdasan Body Kinestetik.

Setiap Program Pengembangan tersebut di atas (6 Aspek Pengembangan) terdiri beberapa indikator kemampuan dasar yang ingin dicapai. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajarannya, setiap kemampuan dasar yang diajarkan dikaitkan dengan Tema yang berlaku untuk waktu tertentu. Tema ini kemudian dijabarkan menjadi tema yang lebih khusus atau lebih spesifik (Sub Tema).

Sub Tema dipilih dan ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama tim guru KB dengan memperhatikan lingkungan anak, kesukaan dan minat belajar anak serta disesuaikan dengan ketersediaan fasilitas belajar sekolah.

Tujuan penggunaan Tema adalah agar kegiatan belajar yang diciptakan dapat lebih bermakna (meaning full), menarik dan menyenangkan (fun & enjoyfull) serta dapat memperkaya pengalaman serta perbendaharaan kata anak.

II. Program Kegiatan Ekstra Kurikuler

Kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan diluar jam pelajaran, yang merupakan kegiatan pengayaan dari program kurikuler.

Program Kegiatan Ekstra Kurikuler KB Ceria, terdiri dari :

1. Bahasa Inggris

2. Melukis

3. Gerak Kreatif (Menari)

4. Komputer

5. Berenang

6. IQRO’ (bagi anak muslim)

Sentra Bermain Aktif

Suasana belajar di Kelompok Bermain adalah suasana Bermain Seraya Belajar , dimana terlihat anak melakukan kegiatan bermain yang menyenangkan dan ia tidak merasakan bahwa sesungguhnya ia sedang belajar tentang berbagai hal. Kegiatan bermain yang dilakukan anak berada dalam situasi belajar/situasi kelas yang informal, dimana anak diberikan kesempatan untuk memilih beberapa kegiatan pada Sentra Bermain Aktif /Area Kegiatan yang sudah disiapkan guru.

Sentra Bermain adalah area kegiatan yang dirancang di dalam atau di luar kelas, yang berisi berbagai kegiatan bermain dengan bahan-bahan yang dibutuhkan dan disusun berdasarkan kemampuan anak serta sesuai dengan tema yang dikembangkan dan dirancang terlebih dahulu.

Sentra memungkinkan anak untuk melakukan manipulasi terhadap berbagai objek, terlibat dalam role playing saling bercakap-cakap dengan teman-temannya, bereksplorasi, berinteraksi secara fisik, emosional, sosial dan secara kognitif serta kegiatan variatif yang menarik lainnya.

Sentra memberikan kesempatan pada anak untuk bermain baik secara individual, kelompok kecil maupun kelompok besar dan bahkan secara klasikal. Anak diperbolehkan memilih kegiatan yang menarik baginya dan akhirnya akan menjadikan anak sebagai pembelajar yang aktif dan interaktif.

Kegiatan bermain dilakukan anak dalam kelompok kecil di Sentra/Area-Area yang didalamnya terdapat berbagai material bermain. Setiap Sentra bermain telah disiapkan oleh guru sesuai dengan Program Pengembangan yang akan diajarkan kepada anak, dengan jadual yang telah ditentukan. Semua kegiatan bermain diarahkan untuk pencapaian target yang disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak (child oriented).

Dengan menggunakan sentra bermain aktif, anak akan terlibat secara aktif baik secara fisik maupun mental karena anak mendapatkan berbagai pengalaman belajar dengan melihat, mendengar dan mengerjakan secara langsung/praktek langsung (learning by doing).

Berbagai Sentra Bermain Aktif yang akan disiapkan adalah :

* Sentra ImTaq

Sentra ini berisi berbagai kegiatan untuk menanamkan nikai-nilai agama, keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kegiatan yang dilakukan merupakan kegiatan yang sederhana dan menyenangkan bagi anak mengingat bahwa pengenalan dan pemahaman terhadap agama merupakan suatu konsep yang abstrak yang perlu diterjemahkan menjadi aktivitas yang konkret bagi anak. Bahan-bahan yang disiapkan adalah berbagai bangunan ibadah berbentuk mini, alat-alat beribadah dan kitab berbagai agama, buku-buku cerita, gambar-ganbar dan alat permainan lain yang bernuansa agama.

* Sentra Bermain Balok

Sentra balok berisi macam-macam balok dengan berbagai bentuk dan ukuran untuk menciptakan bangunan yang dimajinasikan anak atau bangunan lain yang telah dikenal seperti rumah, kebun binatang, gedung perkantoran, jembatan dll. Melalui kegiatan membangun balok, anak mengembangkan kemampuan matematika/berhitung permulaan, kemampuan berpikir dan memecahkan masalah serta memperkuat daya konsentrasi. Benda-benda seperti mobil, truk, orang-orangan/boneka, hewan, kapal terbang, kain dapat ditambahkan sebagai pelengkap bermain balok. Benda-benda ini diberikan setelah anak selesai membuat bangunan dengan balok untuk kegiatan microplay.

* Sentra Bermain Peran

Sentra ini memiliki berbagai pakaian dan asesoris yang mendorong anak untuk memperagakan apa yang mereka lihat dalam kehidupan sehari-hari, membantu anak untuk memahami dunianya dan memainkan berbagai macam peran. Pemilihan berbagai benda/pakaian dan asesoris tergantung pada minat anak pada saat itu. Guru menyiapkan berbagai perlengkapan bermain peran yang berbeda setiap minggu.

* Sentra Seni

Melalui bahan-bahan baru dan pengalaman fisik secara langsung, sentra seni dapat menimbulkan rasa senang, mengembangkan dan mengeksplorasi daya kreativitas anak memacu komunikasi verbal dan non verbal, kepercayaan diri, perkembangan motorik halus dan kasar serta kemampuan intelektual anak. Bahan-bahan yang digunakan antara lain; kertas, cat air, krayon, spidol, gunting, kapur, lilin, kain, potongan bahan/gambar untuk digunting dan ditempel dan bahan-bahan seni lainnya. Bahan alami juga dapat digunakan seperti kayu, daun-daun, pasir, batu, kulit telur dan lain-lain.

* Sentra Persiapan

Sentra persiapan meliputi berbagai kegiatan persiapan membaca permulaan, menulis permulaan serta berhitung permulaan untuk anak. Kegiatan persiapan ini harus dilaksanakan dalam suasana bermain. Bahan yang digunakan adalah buku-buku dan bahan-bahan untuk kegiatan menyimak, menulis dan matematika. Berbagai kegiatan bermain di sentra ini dapat membantu anak belajar mencocokan, berhitung dan mengelompokkan serta menciptakan sendiri permainan yang mereka sukai dan berlatih kemampuan berbahasa. Sentra persiapan akan mengembangkan kemampuan intelektual anak, otot halus, koordinasi mata-tangan, belajar keterampilan sosial seperti berbagi, bernegosiasi dan memecahkan masalah.

* Sentra Bahan Alam dan Sains

Sentra ini memberikan banyak kesempatan bagi anak untuk menggunakan panca inderanya, dengan cara mengeksplorasi bahan-bahan alami, menciptakan, berpikir dan berkomunikasi serta melatih otot halus dan kasarnya. Kegiatan sains mencerminkan langsung minat anak terhadap kejadian-kejadian alamiah dan berbagai benda yang ditemukan anak. Konsep-konsep matematika, IPA, gagasan-gagasan ilmiah dan kreativitas juga dapat dikembangkan di sentra ini. Bahan-bahan yang diperlukan adalah daun, ranting kayu pasir, batu, biji-bijian dll, sedangkan alat yang dapat digunakan diantaranya adalah sekop, saringan, kerucut, ember dll.

* Sentra Musik

Musik dapat dilakukan sepanjang hari aktivitas anak untuk menyatukan kegiatan belajar melalui bernyanyi, menggerakkan badan, bertepuk tangan, menari dan memainkan alat-alat musik atau menyimak dengan tenang. Sentra musik dengan berbagai jenis alat musiknya, dapat mengembangkan panca indera anak, memperkuat otot halus dan kasar serta mendorong kreativitasnya.

* Area Kegiatan di luar kelas (Out Door Area)

Kegiatan di luar kelas merupakan bagian yang penting dalam jadual kegiatan sehari-hari karena anak dapat belajar mengenal lingkungannya dan mengembangkan kecintaan terhadap lingkungan sehingga membantu anak memahami bagaimana menempatkan diri di dunianya. Anak juga akan belajar ilmu pengetahuan alam, matematika, keterampilan sosial, serta meningkatkan penggunaan otot-otot halus dan kasar ketika melakukan kegiatan di luar kelas.

Jenis-jenis sentra yang dipaparkan di atas tidaklah mutlak, artinya guru dapat mengembangkan lagi jenis-jenis sentra lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan bermain anak dan perkembangan ilmu pengetahuan serta kondisi lingkungan.

PROGRAM KEGIATAN TAHUNAN

Program Kegiatan Tahunan Kelompok Bermain Ceria dilaksanakan dengan kegiatan yang bervariasi yang meliputi :

a. Kunjungan luar

Adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan mengunjungi tempat sumber belajar secara langsung untuk mendapatkan informasi/pengetahuan yang menunjang materi belajar. Kegiatan ini bermanfaat bagi perkembangan nalar anak, memenuhi rasa ingin tahu dan perkembangan sosial anak. Kunjungan luar terdiri dari :

Ÿ Kunjungan Kecil

Berupa kunjungan ke lingkungan sekitar sekolah, misalnya kunjungan ke Taman, Masjid, Kantor Polisi, Kantor Pos, Pemadam Kebakaran, stasiun Kereta Api dll.

Ÿ Kunjungan Besar

Kunjungan besar dilakukan ke tempat yang cukup jauh dan membutuhkan waktu khusus serta transportasi untuk para siswa, contohnya kunjungan ke Kids Sport, Taman Mini, Bandara, Taman Safari dll.

b. Pengenalan Profesi

Adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengundang

nara

sumber dari profesi tertentu untuk memberikan penjelasan dan peragaan secara langsung dihadapan siswa tentang suatu materi pelajaran yang sedang dibahas berkaitan dengan profesi tersebut. Contohnya adalah pengenalan profesi Dokter, Pilot/Penerbang, Polisi, Kepala Desa, Pedagang, dll.

c. Tasyakur dan PHB (Peringatan Hari Besar )

Adalah kegiatan peringatan Hari-hari Besar, yang dilakukan dengan berbagai macam kegiatan seperti perlombaan, panggung seni, parade karya dan lain-lain. Mislanya Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI, Hari Kartini, dll.

d. BakSos Ceria

Adalah kegiatan sosial yang bertujuan menumbuhkan kepedulian sosial pada siswa, yaitu dengan memberi bantuan kepada masyarakat sekitar sekolah yang membutuhkan bantuan, seperti sumbangan sembako untuk fakir miskin, korban bencana alam, atau sumbangan alat sekolah untuk anak-anak tidak mampu.

e. Partisipasi Orangtua

Yaitu kegiatan melibatkan orangtua siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, sebagai

nara

sumber, guru pendamping atau guru bantu dll. Misalnya orang tua membantu membimbing siswa dalam praktik memasak sederhana ( fun cooking ), menghadiri acara khusus sekolah, mengisi buku penghubung, memberi saran dan usul pengembangan dan peningkatan sekolah, dll.

f. Pemeriksaan Kesehatan

Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran hidup sehat serta mengakrabkan anak pada profesi paramedis. Terdiri dari pemeriksaan gigi dan pemeriksaan umum.

g. Sumbangan Sosial & Tabungan

Sumbangan social rutin dilakukan setiap seminggu sekali untuk melatih anak beramal secara konkrit dan berjiwa sosial, serta menumbuhkan kepedulian terhadap kaum dhuafa’. Kegiatan menabung di sekolah dilakukan tiap seminggu sekali, dimaksudkan untuk melatih anak bersikap hemat dan belajar menunda keinginan untuk mendapatkannya di waktu lain.

h. Pemutaran Film Edukatif

Yaitu kegiatan belajar dengan menggunakan media audio visual Televisi/Film yang memiliki tema/topik acara sesuai dengan materi pembelajaran.

i. Aneka Lomba

Dilakukan untuk menumbuhkan persaingan sehat pada anak, melatih kecepatan berpikir dan bertindak, melatih diri menghadapi dan menghargai kawan satu tim atau lawan pertandingan.

j. Pameran Karya

Dilakukan untuk menanamkan kepercayaan diri dengan ditampilkan karyanya di depan kelas, sehingga menumbuhkan konsep diri yang positif dan memotivasi anak untuk mengembangkan kreativitasnya.

k. Panggung Seni / Pentas Anak

Dilakukan untuk melatih keberanian dan rasa percaya diri anak untuk tampil di muka umum, serta menunjukkan kemampuan dan keterampilannya.

l. Puncak TEMA.

Adalah kegiatan atraktif yang dilakukan sebagai akhir dari sebuah tema, dengan berbagai kegiatan yang menarik berupa proyek, lomba, kunjungan dan kegiatan lainnya sesuai perencanaan kelas.

Kegiatan - kegiatan di atas ditentukan oleh tim guru untuk dilakukan pada waktu-waktu tertentu dalam 1 Tahun Ajaran apakah di semester 1 atau semester 2, Kegiatan dilakukan secara berkesinambungan dengan Program Kegiatan Belajar (Indikator Kemampuan) dan Tema Pembelajaran yang telah ditentukan. Kegiatan-kegiatan ini merupakan kegiatan besar, sehingga membutuhkan persiapan yang matang. Persiapan dapat dibuat dalam bentuk perencanaan kegiatan tahunan yang melibatkan seluruh personil sekolah (guru, kepala sekolah, administrasi dll.), siswa dan orangtua siswa.

TEMA PEMBELAJARAN

KELOMPOK BERMAIN CERIA

SE

MESTER

TEMA

SUB TEMA

TERM

PER-

KIRAAN WAKTU

(minggu)

1

2

3

4

I

1. Aku dan Sekolahku

· Alat Bermain

· Orang-orang yang ada di sekolah

· Perlengkapan sekolah

· Tata Tertib






2. Aku dan Identitasku

· Identitasku

· Ciri-ciriku

· Kepunyaanku






3. Aku dan Rumahku

· Anggota Keluargaku

· Tugas anggota keluarga

· Ruangan di rumahku

· Kebiasaan di rumahku

· Tata tertib di rumahku






II

1. Aku dan Kesukaanku

· Makanan dan minuman

· Warna

· Alat Permainan/Kegiatan Bermain






2. Aku dan Alam Sekitarku

· Binatang

· Tanaman

· Kendaraan

· Sarana Umum






3. Aku dan Hari Besar

· Hari Besar Nasional

· Hari Besar Keagamaan

· Hari Spesial






Catatan

Pada waktu tertentu dapat diberlakukan Tema Sisipan yang berhubungan dengan moment/peristiwa yang terjadi misalnya Hari Raya Agama seperti Idul Fitri,

Natal

, dsb. Tema sisipan dapat pula dimasukkan ke Tema yang berlaku pada saat itu, lama tema sisipan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran.

Program Kegiatan Belajar

Kelompok Bermain CERIA

SEBARAN INDIKATOR KEMAMPUAN

BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENT

Kelompok Usia 2,5 – 4 Tahun

No.

Program Pengembangan

dan

Indikator Kemampuan

Multiple Intelligent

Semester

I

Semester

II

Term

1

Term

2

Term

1

Term

2

I

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI AGAMA

Mampu menirukan kegiatan keagamaan.

Mampu meniruakan sikap berdo’a.

Mampu berpartisipasi dalam hal keagamaan.

Mampu menyanyikan lagu-lagu keagamaan.

Menunjukkan rasa senang mendengarkan cerita keagamaan.

Mampu menyebutkan ciptaan Tuhan secara sederhana.

Mampu mengenal sifat-sifat Tuhan secara sederhana.

Mampu mengucapkan bacaan do’a dengan lengkap dan benar.

Terbiasa menggunakan kalimat puji-pujian/thoyyibah.

Mampu menunjukkan konsekuensi apabila berbuat benar atau salah.

A

SPIRITUAL





II

PENGEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL






III

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

PENGEMBANGAN BAHASA

Mampu menyebut nama, jenis kelamin, dan umur

Mampu berbicara dengan suara yang cukup terdengar

Mampu berbicara lancar dengan kalimat sederhana

Mampu mengungkapkan sesuatu dengan kalimat pendek 3-4 kata

Mampu mengulang lagu anak-anak, menyanyikan lagu sederhana

Mampu menyebut nama benda dan fungsinya

Mampu melaksanakan dua perintah lisan secara berurutan dengan benar

Mampu menjawab pertanyaan sederhana

Mampu menyebut pertanyaan dengan menggunakan kara “apa”, “mengapa”, dan “kenapa”

Mampu mengenal dan menirukan berbagai jenis suara

Mampu bercerita tentang pengalaman sendiri

Mampu mengenal kata yang menunjukkan posisi, seperti: di atas, di bawah, di depan, di belakang

Mampu mengajukan pertanyaan lebih banyak

Mampu mengenal masing-masing bunyi huruf alfabet






IV

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

PENGEMBANGAN KOGNITIF

Mampu menyebutkan warna dasar

Mampu membedakan besar dan kecil ( 2 dimensi)

Mampu menggunakan panjang dan pendek (2 dimensi)

Mampu mengelompokkan menurut warna dasar

Mampu mengelompokkan dua bentuk yang sama

Mampu mengenal konsep makna berlawanan kosong-penuh, berat-ringan

Mampu mengelompokkan benda-benda yang sama sejenis.

Mengenali dan menyebut angka 1-10

Mampu mengenal ukuran

Mampu mengenal konsep bilangan 1-5 dengan benda-benda

D

Logika

Matematika





V

1

2

3

4

5

6

7

PENGEMBANGAN SENI

Dapat memukul-mukul benda dengan tangan

Mampu menyanyikan lagu anak-anak dan menyanyikan lagu sederhana

Dapat mengekspresikan gerakan sesuai dengan irama musik sederhana

Mampu menggerakkan kepala, tangan, atau kaki sesuai dengan irama

Mampu mengulang lagu anak-anak dan menyanyikan lagu sederhana

Dapat bertepuk tangan mengikuti irama

Mampu membuat bunyi-bunyian dengan berbagai alat

E

Musikal





1

2

3

4

5

6

Mampu menggambar bebas dengan berbagai media, misal : pensil warna, crayon, spidol

Mampu bermain warna dengan berbagai media, misal : caryon, cat air, spidol dll

Mampu melukis dengan jari

Mampu mewarnai bentuk gambar sederhana

Mampu menjahit sederhana dengan berbagi media, misal : benang wol atau tali sepatu

Mampu membedakan 3 warna atau lebih






VI

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Pengembangan Fisik Mampu melompat atau berlari ditempat

Mampu melompat dengan 2 kaki sebanyak 4 kali

Mampu berjalan pada garis lurus

Mampu mendorong, menarik, dan mengendarai sepeda roda tiga

Mampu menggunakan papan luncur tanpa bantuan (latihan ketangkasan dan kelincahan)

Mampu berlari dengan cepat dan berputar-puter tanpa kendala

Mampu bermain dengan bola : menendang dengan mengayunkan kaki kedepan dan ke belakang

Mampu merayap dan merangfkak lurus kedepan

Dapat berjalan di atas papan titian dengan tinggi 20 cm

Menaiki dan menuruni tangga dengan berganti-ganti kaki dan berpegangan pada pegangan tangga

Mampu menangkap bola yang melambung dengan mendekapnya ke dada

Mampu menaiki kursi dan berdiri di atasnya

Mampu melakukan gerakan senam sederhana






Kelompok Usia 4 – 5Tahun

Kelompok Usia 5 – 6 tahun (http://erlyza.multiply.com/journal/item/31/Contoh_Kurikulum_PAUD)

Kejar atau Kelompok Belajar adalah pendidikan masyarakat formal yang difasilitasi oleh Pemerintah untuk siswa yang belajarnya tidak melalui jalur sekolah, atau bagi siswa yang belajar di sekolah berbasis kurikulum non pemerintah seperti Cambridge, dan IB (International Baccalureate).

Kejar terdiri atas tiga paket: Paket A, Paket B dan Paket C. Setiap peserta Kejar dapat mengikuti Ujian Kesetaraan yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional.

Ujian Kesetaraan

Peserta kejar Paket A dapat mengikuti Ujian Kesetaraan SD, peserta Kejar Paket B dapat mengikuti Ujian Kesetaraan tingkat SLTP dan peserta Kejar Paket C dapat mengikuti Ujian Kesetaraan SMU/SMK/MA. Ujian kesetaraan diselenggarakan dua kali dalam setahun, yaitu bulan Juli dan Oktober. Setiap peserta yang lulus berhak memiliki sertifikat (ijazah) yang setara dengan pendidikan formalnya.

Kontroversi

Kejar Paket C sempat menjadi populer karena para peserta Ujian Nasional (UN) tingkat SMA dan MA yang tidak lulus dapat mencoba lagi dengan menggunakan jalur ini.

ditulis oleh Lianneke Gunawan dari berbagai sumber.

Seringkali bapak atau ibu guru memberikan PR yang terkadang kamu sendiri merasa kesulitan untuk menyelesaikannya. Selain bertanya pada orangtua ataupun guru les, satu cara ini bisa juga dilakukan yaitu dengan belajar kelompok bersama-sama dengan teman. Caranya, bentuklah sebuah kelompok belajar di salah satu rumah teman dengan anggota maksimal lima orang. Jangan terlalu banyak, nanti bukannya bisa belajar bersama malah kebanyakan bercanda. Jadi tidak belajar deh! Jangan lupa, ajak satu atau dua orang teman yang selalu mendapat nilai baik dan berprestasi disekolah dalam kelompok belajarmu!

Apa saja manfaat dari belajar kelompok?

  • Belajar dengan membentuk kelompok belajar sendiri dapat memotivasi semangat belajar antara teman satu dengan lainnya.
  • Saling berbagi informasi dan pengetahuan antara teman. Teman yang pandai dapat mengajari dan menularkan kepandaiannya kepada teman lainnya.
  • Membangun komunikasi timbal balik dengan adanya diskusi.
  • Bekerjasama menyelesaikan PR sekaligus bersosialisasi di luar sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar